Karoshi, Mati Gara-gara Workaholic

KAROSHI artinya kematian karena stres pekerjaan. Halusnya berarti ‘meninggal karena setia dan mengabdi kepada perusahaan’. Kematiannya bisa karena kecelakaan di tempat kerja, kematian karena terlalu lelah akibat kesehatannya yang menurun, atau bunuh diri karena stres kerja.

Pemerintah Jepang telah mencoba berbagai cara untuk mengatasinya. Mulai dari menyediakan nomor telepon darurat untuk menerima keluh-kesah para salaryman, buku petunjuk untuk mengurangi stres, sampai mengesahkan undang-undang yang memberikan sejumlah uang asuransi ke para janda dan anak-anak yang ditinggal mati karena karoshi.

Menurut data pemerintah, dari 2.207 kasus bunuh diri pada tahun 2007, 672-nya adalah karena pekerjaannya terlalu banyak. Kasus karoshi yang terkenal adalah kasus kematian Kenichi Uchino pada tahun 2002, seorang manager quality-control berusia 30 tahun yang bekerja di perusahaan otomotif terbesar di dunia, Toyota.

Kenichi dikabarkan bekerja lembur selama 80 jam setiap bulan selama 6 bulan tanpa dikasih uang lembur atau bonus tambahan apapun. Dia akhirnya jatuh pingsan di tempat kerjanya dan dilarikan ke rumah sakit, sebelum akhirnya meninggal.

McDonald’s Jepang pun terkena masalah ini. Salah seorang managernya jatuh sakit dan meninggal karena bekerja lembur tanpa bayaran apapun. Mau tak mau, karena tekanan publik, Toyota dan McDonald’s akhirnya memutuskan akan memberikan uang lembur bagi yang ingin bekerja lembur dan menyediakan fasilitas kesehatan yang lebih baik.

Para salaryman ini sebenarnya niatnya baik, yaitu ingin memajukan perusahaannya. Ditambah lagi dengan kebudayaan Jepang yang selalu menekankan disiplin tinggi, mereka berpikiran bahwa dengan bekerja lebih lama dan lebih keras daripada karyawan lain dan tanpa meminta bayaran apapun, bos mereka bisa memberikan posisi yang lebih baik. ***