Kerajaan-Kerajaan di Tanah Sunda

source: http://louis-xvii.deviantart.com
KERAJAAN-KERAJAAN di Tanah Sunda merujuk kepada kerajaan-kerajaan yang pernah ada di Tanah Sunda, wilayah bagian barat pulau Jawa pada masa lalu sebelum berdirinya Republik Indonesia pada tahun 1945. Kerajaan-kerajaan di Tanah Sunda, antara lain: 

1.   Salakanagara; 
2.   Tarumanagara (beribukota di Chandrabhaga/Bekasi dan Sundapura); 
3.   Kerajaan Sunda (disebut juga Sunda-Galuh, berikbukota di Pakuan Pajajaran; Saunggalah dan Kawali); 

SALAKANAGARA
MENURUT Naskah Pustaka Rayja-rayja I Bhumi Nusantara, kerajaan di Pulau Jawa adalah Salakanagara (artinya: Negara Perak). Salakanagara didirikan pada tahun 52 Saka (130/131 Masehi). Lokasi kerajaan tersebut dipercaya berada di Teluk Lada, Pandeglang, kota yang terkenal dengan hasil logamnya. Pandeglang dalam bahasa Sunda merupakan singkatan dari kata-kata panday dan geulang yang artinya pembuat gelang.

Dr. Edi S. Ekadjati, sejarawan Sunda, memperkirakan bahwa letak ibukota kerajaan tersebut adalah yang menjadi Kota Merak sekarang (merak dalam bahasa Sunda artinya membuat perak). Sebagain lagi memperkirakan bahwa kerajaan tersebut terletak di sekitar Gunung Salak, berdasarkan pengucapan kata ‘Salaka’ dan kata ‘Salak’ yang hampir sama.

Adalah sangat mungkin bahwa Argyre atau Argyros pada ujung barat Iabadiou yang disebutkan Claudius Ptolemaeus Pelusiniensis (Ptolemy) dari Mesir (87-150 AD) dalam bukunya Geographike Hypergesis adalah Salakanagara. Suatu laporan dari Cina pun pada tahun 132 menyebutkan Pien, raja Ye Tiau, meminjamkan stempel mas dan pita ungu kepada Tiao Pien. Kata Ye Tiau ditafsirkan oleh G. Ferrand, seorang sejarawan Perancis, sebagai Javadwipa dan Tiao Pien merujuk kepada Dewawarman.

Kerajaan Salakanagara kemudian digantikan oleh kerajaan Tarumanagara. ***

TARUMANAGARA
KERAJAAN Tarumanagara adalah antara abad keempat dan ketujuh. Catatan sejarah dari kerajaan tersebut yang berupa prasasti bertebaran di bagian barat pulau Jawa. Pelancong dari Cina juga menyebutkan keberadaan dari kerajaan ini. Sumber-sumber sejarah tersebut sepakat bahwa raja Tarumanagara yang paling kuat adalah Raja Purnawarman yang menaklukkan negara-negara di sekitarnya. ***

KERAJAAN SUNDA
KERAJAAN Sunda, yang disebut juga Kerajaan Sunda Galuh, adalah kerajaan yang pernah ada dan mencakup wilayah yang sekarang menjadi provinsi Jawa Barat, bagian barat provinsi Jawa Tengah dan provinsi Lampung. ***

KESULTANAN BANTEN
DALAM tahun 1524-1798, Sunan Gunungjati dari Cirebon bersama tentara Kesultanan Demak merebut Pelabuhan Banten dari Kerajaan Sunda, dan mendirikan Kesultanan Banten yang menjadi sekutu Kesultanan Demak. Para penyebar agama Islam telah menyebarkan dan memperkenalkan Islam secara damai kepada masyarakat di Tanah Sunda, dan sebagai hasilnya masyarakat Sunda mayoritas menjadi pemeluk agama Islam.

Selama tahun 1552-1570, Maulana Hasanudin memerintah sebagai sultan pertama dari Kesultanan Banten. Kesultanan Banten mencapai masa keemasan pada awal sampai pertengahan abad ketujuh. Kesultanan Banten berlangsung selama 300 tahun (1526-1813 AD).

KESULTANAN CIREBON
KESULTANAN Cirebon didirikan pada abad keenambelas. Kesultanan ini didirikan oleh Sunan Gunungjati.

SUMEDANG LARANG
SEORANG resi keturunan dari Galuh datang ke sebuah kawasan di pinggiran sungai Cimanuk, daerah Cipaku, Kecamatan Darmaraja, Sumedang sekarang. Kehadiran Resi yang bernama Prabu Guru Aji Putih ini, membawa perubahan-perubahan dalam tata kehidupan masyarakat setempat, yaitu telah ada dan dirintis oleh Prabu Agung Cakrabuana sejak abad kedelapan.

Secara perlahan-lahan, dusun-dusun sekitar pinggiran Sungai Cimanuk diikat oleh struktur pemerintahan dan kemasyarakatan. hingga berdirilah Kerajaan Tembong Agung sebagai cikal bakal kerajaan Sumedang Larang di Kampung Muhara, Desa Leuwihideung, Kecamatan Darmaraja sekarang. Prabu Guru Aji Putih berputra Prabu Tajimalela. Menurut perbandingan generasi, dalam kropak 410, Prabu Tajimalela sezaman dengan tokoh Ragamulya (1340-1350), penguasa Kawali. Dan tokoh Suradewata, Ayah Batara Gunung Bitung Majalengka.

Prabu Tajimalela naik tahta menggantikan ayahnya pada mangsa poek taun saka. Menurut cerita rakyat, kepemimpinan Prabu Tajimalela sangat menaruh perhatian pada bidang pertanian di sepanjang tepian sungai Cimanuk, peternakan dipusatkan di paniis Cieunteung dan pemeliharaan ikan di Pengerucuk, Situraja. ***