source: http://louis-xvii.deviantart.com |
3.
Kerajaan Sunda (disebut
juga Sunda-Galuh, berikbukota di Pakuan
Pajajaran; Saunggalah dan Kawali);
SALAKANAGARA
MENURUT Naskah Pustaka Rayja-rayja I Bhumi
Nusantara, kerajaan di Pulau Jawa adalah Salakanagara (artinya: Negara
Perak). Salakanagara didirikan pada tahun 52 Saka (130/131 Masehi). Lokasi
kerajaan tersebut dipercaya berada di Teluk
Lada, Pandeglang,
kota yang terkenal dengan hasil logamnya. Pandeglang dalam bahasa Sunda
merupakan singkatan dari kata-kata panday
dan geulang yang artinya pembuat gelang.
Dr. Edi S. Ekadjati,
sejarawan Sunda, memperkirakan bahwa letak ibukota kerajaan tersebut adalah
yang menjadi Kota Merak sekarang (merak dalam bahasa Sunda artinya membuat perak). Sebagain lagi memperkirakan bahwa kerajaan tersebut
terletak di sekitar Gunung
Salak, berdasarkan pengucapan kata ‘Salaka’ dan kata ‘Salak’
yang hampir sama.
Adalah
sangat mungkin bahwa Argyre atau Argyros pada ujung barat
Iabadiou yang disebutkan Claudius Ptolemaeus Pelusiniensis (Ptolemy) dari Mesir (87-150 AD)
dalam bukunya Geographike Hypergesis adalah Salakanagara. Suatu laporan dari
Cina pun pada tahun 132 menyebutkan Pien,
raja Ye Tiau, meminjamkan stempel
mas dan pita ungu kepada Tiao Pien. Kata Ye Tiau ditafsirkan oleh G. Ferrand, seorang sejarawan Perancis,
sebagai Javadwipa dan Tiao Pien
merujuk kepada Dewawarman.
Kerajaan
Salakanagara kemudian digantikan oleh kerajaan Tarumanagara. ***
TARUMANAGARA
KERAJAAN
Tarumanagara adalah antara abad keempat dan ketujuh. Catatan sejarah dari
kerajaan tersebut yang berupa prasasti bertebaran di bagian barat pulau Jawa.
Pelancong dari Cina juga menyebutkan keberadaan dari kerajaan ini.
Sumber-sumber sejarah tersebut sepakat bahwa raja Tarumanagara yang paling kuat
adalah Raja Purnawarman yang
menaklukkan negara-negara di sekitarnya. ***
KERAJAAN SUNDA
KERAJAAN
Sunda, yang disebut juga Kerajaan Sunda
Galuh, adalah kerajaan yang pernah ada dan mencakup wilayah yang sekarang
menjadi provinsi Jawa Barat, bagian
barat provinsi Jawa Tengah dan
provinsi Lampung.
***
KESULTANAN BANTEN
DALAM
tahun 1524-1798, Sunan
Gunungjati dari Cirebon bersama tentara Kesultanan Demak
merebut Pelabuhan Banten dari Kerajaan Sunda,
dan mendirikan Kesultanan
Banten yang menjadi sekutu Kesultanan
Demak. Para penyebar agama Islam telah menyebarkan dan
memperkenalkan Islam secara damai kepada masyarakat di Tanah Sunda, dan sebagai
hasilnya masyarakat Sunda mayoritas menjadi pemeluk agama Islam.
Selama
tahun 1552-1570, Maulana Hasanudin
memerintah sebagai sultan pertama dari Kesultanan Banten. Kesultanan Banten
mencapai masa keemasan pada awal sampai pertengahan abad ketujuh. Kesultanan
Banten berlangsung selama 300 tahun (1526-1813 AD).
KESULTANAN CIREBON
SUMEDANG LARANG
SEORANG
resi keturunan dari Galuh datang ke sebuah kawasan di pinggiran sungai
Cimanuk, daerah Cipaku, Kecamatan Darmaraja, Sumedang
sekarang. Kehadiran Resi yang bernama Prabu Guru Aji Putih ini,
membawa perubahan-perubahan dalam tata kehidupan masyarakat setempat, yaitu
telah ada dan dirintis oleh Prabu Agung Cakrabuana sejak abad
kedelapan.
Secara
perlahan-lahan, dusun-dusun sekitar pinggiran Sungai Cimanuk
diikat oleh struktur pemerintahan dan kemasyarakatan. hingga berdirilah Kerajaan Tembong Agung sebagai
cikal bakal kerajaan Sumedang Larang
di Kampung Muhara, Desa Leuwihideung, Kecamatan Darmaraja sekarang. Prabu Guru Aji Putih berputra Prabu Tajimalela. Menurut perbandingan
generasi, dalam kropak 410, Prabu
Tajimalela sezaman dengan tokoh Ragamulya
(1340-1350), penguasa Kawali. Dan tokoh Suradewata,
Ayah Batara Gunung Bitung Majalengka.
Prabu Tajimalela
naik tahta menggantikan ayahnya pada mangsa
poek taun saka. Menurut cerita
rakyat, kepemimpinan Prabu Tajimalela sangat menaruh perhatian
pada bidang pertanian di sepanjang tepian sungai Cimanuk, peternakan dipusatkan
di paniis Cieunteung dan
pemeliharaan ikan di Pengerucuk, Situraja. ***