source: http://berrandos.deviantart.com |
SEJUMLAH tokoh dan sesepuh Jawa Barat
telah berkumpul di Wisma Karya, Kabupaten Subang, pada
Kamis (29/10/2009), guna menggelar Deklarasi Provinsi Pasundan Untuk
Menggantikan Sebutan Jawa Barat.
Dalam Deklarasi Provinsi Pasundan itu sejumlah tokoh Jawa Barat pun turut hadir, seperti Dede Yusuf, Iwan Sulandjana, Dadang Garnida, Sholihin GP, Acil Bimbo dan beberapa nama lain yang diagendakan hadir dalam acara bertajuk Paceng Dina Galur Ngajaga Sarakan.
Dalam Deklarasi Provinsi Pasundan itu sejumlah tokoh Jawa Barat pun turut hadir, seperti Dede Yusuf, Iwan Sulandjana, Dadang Garnida, Sholihin GP, Acil Bimbo dan beberapa nama lain yang diagendakan hadir dalam acara bertajuk Paceng Dina Galur Ngajaga Sarakan.
Di tempat terpisah, Sekretaris Umum Paguyuban Ki Sunda, Dewi Komala menyatakan,
deklarasi tersebut sebagai upaya untuk mengembalikan dan mempertegas identitas,
yaitu dengan mengganti nama Jawa barat menjadi Provinsi Pasundan.
Salah satu yang mendasari pergantian nama dari Jawa Barat menjadi Provinsi Pasundan, kata Dewi, selain mempertegas identitas masyarakat Pasundan juga untuk mengikat budaya yang dalam beberapa tahun terakhir ini mulai terkikis dan sulit didapati di daerah asalnya, akibat masuknya budaya global.
Salah satu yang mendasari pergantian nama dari Jawa Barat menjadi Provinsi Pasundan, kata Dewi, selain mempertegas identitas masyarakat Pasundan juga untuk mengikat budaya yang dalam beberapa tahun terakhir ini mulai terkikis dan sulit didapati di daerah asalnya, akibat masuknya budaya global.
Dewi menegaskan, penggantian nama wilayah, sudah
biasa terjadi di Indonesia dan tidak bertentangan dengan kaidah hukum. Dia
mencontohkan, pada beberapa tahun lalu ada beberapa provinsi yang mengubah
namanya. Seperti Irian
Jaya menjadi Papua dan Aceh menjadi Nangroe Aceh
Darussalam. Apalagi menurut dia, pergantian nama itu tidak akan mengubah
jumlah kabupaten/kota.
Kita hanya menginginkan nama Jawa Barat diganti
menjadi Pasundan, jadi tidak akan merubah tatanan pemerintahan atau jumlah kabupaten/kota. Dan sebelumnya
Ki Sunda sudah
berkeliling ke beberapa tokoh Sunda, mereka sependapat dan menginginkan ada
pergantian nama menjadi Pasundan. ***
Politik identitas
DINAMIKA politik di Jawa Barat
mengalami apa yang dinamakan dengan politik identitas. Hal ini dapat dipelajari
dari tahapan sejarah Jawa Barat, sebagaimana referensi dari A. Sobana Hardjasaputra
yang menyebutkan;
“Sejak masa kerajaan hingga kini, di
daerah Jawa Barat terjadi berbagai peristiwa sejarah penting yang mengandung
berbagai makna pula, sesuai dengan gejolak jamannya. Peristiwa atau moment
penting itu di antaranya adalah Kerajaan Tarumanagara (abad ke-5
hingga abad ke-8), Kerajaan Sunda/Pajajaran (abad ke-8 hingga abad ke-16),
Kerajaan Galuh (abad ke-8 hingga abad ke-15), dan Kerajaan Sumedang Larang
(1580-1620).
Pada awal masa
kerajaan, ke daerah Jawa Barat masuk pengaruh budaya Hindu-Budha. Sementara itu
muncul Kesultanan Cirebon (1479-1809) dan Kesultanan Banten (1552-1832). Dengan
berdirinya kedua kesultanan itu, Jawa Barat menjadi salah satu pusat penyebaran
agama Islam di Pulau Jawa. Pada abad ke-17, sebagian wilayah Jawa Barat,
khususnya daerah Priangan berada di bawah pengaruh kekuasaan Mataram
(1620-1677)”.
Sejarah Panjang itulah yang terus digali oleh
tiap-tiap etnis dalam mengelompokan mereka secara identitas dan asal-usul yang kemudian menjadi
pemicu pergerakan-pergerakan untuk memisahkan diri dari Provinsi induk. Ini
menunjukkan adanya
romantisme kejayaan masa lalu ketika Banten,
Sunda dan Cirebon (Mataram)
masih berbentuk Kesultanan.
Faktor bahasa juga menjadi salah satu pemicu politik
identitas dimana Bahasa Sunda memiliki pengelompokan- pengelompokan yang
disebut dengan bahasa kasar, sedang dan halus. Fakta yang dapat kita lihat,
bahwa orang Cirebon atau orang Banten menolak menggunakan bahasa Sunda karena mereka juga bangga atas
bahasa dan kekekhasan budayanya, sementara orang Sunda (Bandung) dianggap sebagai
masyarakat yang memiliki peradapan budaya yang lebih tinggi dari daerah Cirebon atau Banten, hal itu terlihat dari
kehalusan bahasa yang mereka miliki. ***
Provinsi Parahyangan?
MENCUATNYA wacana nama Provinsi Jawa
Barat agar dirubah menjadi Provinsi Pasundan, mendapat tanggapan dari berbagai
kalangan, khususnya dari para budayawan. Di antaranya budayawan asal Kota Sukabumi, Drs. Vredi Kastam Martha. Dikatakannya,
apabila sudah saatnya dan dirasa sangat perlu nama Provinsi Jawa Barat tersebut
dirubah menjadi Provinsi Pasundan, apa salahnya jika dirubah saja secepatnya.
Karena apabila menunggu waktu cukup lama, mau kapan dirubahnya.
Untuk itu, Drs. Vredi Kastam Martha menghimbau
seluruh dinas/instansi dan lembaga terkait, supaya segera mengambil langkah, sekaligus
mengambil keputusan mengganti nama Provinsi Jawa Barat menjadi Provinsi Pasundan.
Namun demikian, menurut Drs. Vredi Kastam Martha,
wacana untuk mengganti nama Provinsi Jawa Barat menjadi Provinsi Pasundan
tersebut, jangan hanya dilihat dari sisi ingin menampilkan etnis tertentu, akan
tetapi harus dilihat dari sisi perspektif, sosiologis dan antropologis. Maksud
dan tujuannya, supaya warga masyarakat Jawa Barat bisa mempunyai rasa memiliki
dan mencintai terhadap daerahnya sendiri, khususnya budaya Sunda.
Dijelaskannya, wacana untuk mengganti nama Provinsi
Jawa Barat tersebut, sempat muncul ada beberapa nama, seperti Provinsi
Parahyangan dan Provinsi Pajajaran. Namun menurut Drs. Vredi Kastam Martha,
yang paling pantas dan paling tepat untuk mengganti nama Provinsi Jawa Barat
tersebut, yakni Provinsi Pasundan, karena sudah mewakili semuanya. ***
Gerakan separatis damai
SEPARATISME
politis adalah suatu gerakan untuk mendapatkan kedaulatan
dan memisahkan suatu wilayah atau kelompok manusia, biasanya kelompok dengan
kesadaran nasional yang tajam, dari satu sama lain atau suatu negara lain.
Istilah ini biasanya tidak diterima para kelompok separatis sendiri, karena mereka menganggapnya kasar, dan
memilih istilah yang lebih netral seperti determinasi diri.
Gerakan
separatis sering merupakan gerakan politis yang damai. Telah ada gerakan
separatis damai di Quebec,
Kanada selama tiga puluh tahun
terakhir. Dan gerakan yang damai juga terjadi semasa perpecahan Cekoslowakia dan Uni Soviet.
Singapura juga
lepas dari Federasi Malaysia
dengan damai.
Separatisme
juga sering merupakan tindak balas yang kasar dan brutal terhadap suatu
pengambilalihan militer yang terjadi dahulu. Di seluruh dunia banyak kelompok
teroris menyatakan bahwa separatisme adalah satu-satunya cara untuk meraih
tujuan mereka mencapai kemerdekaan. Ini termasuk kelompok Basque ETA
di Perancis dan Spanyol,
separatis Sikh di India
pada 1980-an,
IRA di Irlandia pada
masa pergantian abad dan Front de Libération du Québec
pada 1960-an.
Kampanye gerilya seperti ini juga bisa menyebabkan perang saudara seperti yang
terjadi di Chechnya.
Gerakan
separatis biasanya berbasis nasionalisme atau kekuatan religius. Selain itu,
separatisme juga bisa terjadi karena perasaan kurangnya kekuatan politis dan
ekonomi suatu kelompok. Daerah Basque
di Spanyol yang belum merdeka selama
berabad-abad lamanya, mengembangkan kelompok separatis yang kasar sebagai
reaksi terhadap aksi penindasan yang kasar oleh rezim Francisco Franco.
Hal yang sama terjadi di Ethiopia
di mana para pemberontak Eritrea
lebih marah terhadap despotisme dan korupsi daripada sebuah negara Eritrea yang
tidak mempunyai sejarah yang panjang. ***
Determinasi diri
DETERMINASI
diri dapat diartikan sebagai keteguhan
hati untuk menentukan nasibnya sendiri. Determinasi diri dicirikan dengan tidak pasrah dengan kondisi yang tidak
memungkinkan, berani mengambil keputusan dan tindakan untuk melangkah maju.
Orang yang melakukan determinasi diri disebut sebagai seorang determinator.
Seorang determinator pandai menyiasati keadaan dengan segala keterbatasan yang
dihadapinya untuk mengubah yang tidak mungkin menjadi mungkin, mencapai target
dengan segala keterbatasan yang dimiliki.
Di dalam organisasi atau perusahaan pasti ada hirarki
(tingkatan kekuasaan), ada pengandaian pendelegasian (memberikan sebagian
kekuasaan kepada bawahan). Sebegitu pentingnya
pendelegasian dalam suatu organisasi atau perusahaan sehingga ada istilah ‘management
is delegation’ artinya bahwa managemen tidak
akan berjalan tanpa suatu pendelegasian.
Kegagalan managemen bisa disebabkan tidak berfungsinya pendelegasian. Sebagai
contoh gagalnya pendelegasian yaitu keterlambatan penggantian pemimpin;
pengkaderan tidak berjalan.
Kelancaran
perusahaan ditentukan juga oleh wewenang yaitu hak yang diberikan pada
seseorang untuk memperlancar pekerjaan pada orang yang dipercaya menjabat. Hak
seseorang di suatu perusahaan dibatasi oleh wewenang. Keterbatasan wewenang
bagi yang tidak mempunyai jiwa seorang determinator akan menjadi pembatas dan
penghalang/kendala untuk mencapai keberhasilan tugas dan
target yang telah ditentukan. Dapat dikatakan disini bahwa orang yang mempunyai
kemampuan dan keahlian belum tentu berhasil karena keterbatasan wewenang
(kekurangan hak).
Determinator sejati mampu mensiasati wewenang yang
terbatas atau mensiasati kondisi yang dihadapinya. Prinsip
seorang determinator sejati adalah tidak takut dalam melangkah;
berani menghadapi segala keadaan dan tantangan. Melangkah
dengan segala perhitungan dan pertimbangan matang, sekali melangkah harus
tuntas, langkah yang diambil harus bisa dipertanggungjawabkan, langkahnya dalam
rangka ‘never ending achievement’;
tidak pernah berhenti berprestasi. Hasil
dari langkah tersebut harus bisa memberi bukti dan manfaat bagi perusahaan.
Seorang
determinator tidak pernah menyerah; never
give up; selalu membangkitkan semangat anak buah dan mampu
mendelegasikan tugas kepada anak buah tetapi tidak akan pernah mau untuk lepas
tanggung jawab. Dia berani mengambil resiko demi kemajuan organisasi (risk
taker).
Determinator
dituntut untuk mampu mengambil keputusan (decision making) secara cepat,
tepat dan mampu dipertanggungjawabkan kepada perusahaan. Hope (harapan)
selalu dipupuk dalam jiwanya. Hope ini lebih tinggi daripada tantangan
dan cobaan yang dihadapi. Oleh sebab itu maka seorang determinator wajib
mempunyai sifat ambang (thrush hold) yang tinggi. Artinya mempunyai
kasih dan kesabaran yang tinggi terhadap manusia lainnya dan bukan manusia
(peralatan, prosedur dll).
Determinator
juga mempunyai inisiatif (=do more) artinya bahwa berusaha
melakukan dan mencapai lebih dibanding lainnya dan memberi lebih kepada
perusahaan. Kendala berusaha diubah menjadi peluang dengan menggunakan akal
budi yang dimiliki.
Determinator
mampu menterjemahkan komunikasi dengan atasannya (linement) dan
melakukan komunikasi dengan bawahan (deployment). Kedua hal tersebut
dinamakan higher order communication. Artinya bahwa seorang determinator
mampu menjabarkan perintah atasan (biasanya disampaikan singkat) dan maksud
dari perintah itu seluas-luasnya dan secepat-cepatnya untuk berpikir dan
bertindak (linement). Kemudian perintah dari atasan tersebut harus
dilanjutkan dijabarkan lagi kepada bawahan (deployment).
***
Organisasi sebagai sebuah sistem
ORGANISASI merupakan
kumpulan orang-orang yang membagi tugas dalam perannya masing-masing untuk
mencapai tujuan bersama. Kumpulan orang-orang tersebut
tidaklah dibeda-bedakan atau dikotak-kotakkan dalam balutan ras, agama atau
apapun. Kumpulan
tersebut haruslah diupayakan menyatu dan menjadi satu (collected).
Collected membutuhkan peran; peran juga membutuhkan collected. Ini
mengandung arti bahwa kumpulan bisa mencapai tujuan ketika peran masing-masing
orang maupun individu di dalam kumpulan dijalankan
sebaik-baiknya. Hal yang merupakan perekat, pemersatu dari kumpulan untuk
menjadi satu (collected) adalah
tujuan/cita-cita (ideologi).
Sistem
merupakan suatu yang terdiri dari komponen-komponen yang saling ketergantungan
bahwa ketika salah satu komponen berubah, maka
komponen yang lain harus berubah. Sehingga
nantinya muncul keterjaminan tercapainya tujuan organisasi. Sistem mempunyai
input yang mengalami suatu proses (throuput)
sampai menjadi suatu output.
Input dan output memiliki suatu standar tertentu. Tetapi input bisa juga pada kondisi tertentu tidak mempunyai standar
seperti pasien rumah sakit yang menjadi input
dari rumah sakit. Dan pada titik tertentu, input-nya
lebih terstruktur seperti input tebu
di pabrik gula. Output tidak akan
selalu menjadi output,
tetapi bisa menjadi input di tempat
lain. Begitu
pula input bisa menjadi output di tempat lain (feedback).
Yang
terpenting dari input-output adalah
membuat manusia agar menjadi lebih baik karena hasil produksi yang baik
dihasilkan oleh orang-orang baik (=better
people). Kesemua komponen yang ada dalam sistem dipengaruhi oleh komponen
lingkungan yang mempunyai sifat memaksa/memerintah
kita untuk berubah. Oleh sebab itu maka komponen lingkungan disebut imperative (memerintah). Contoh
lingkungan yang memaksa untuk berubah adalah adanya kompetitor yang mempunyai
teknologi dan peralatan canggih. Mau tidak mau kita juga harus berubah agar
tidak kalah bersaing dalam usaha.
Misi
jangka panjang diturunkan (derivate);
dijabarkan dalam sasaran mendasar. Sasaran mendasar djabarkan lagi dalam
tujuan. Tujuan juga dijabarkan lagi dalam integritas. Integritas apabila
dilakukan akan menyukseskan tujuan dan tujuan apabila dijalankan akan
menyukseskan sasaran mendasar sedangkan sasaran mendasar apabila dijalankan
akan menyukseskan misi jangka panjang.
Sasaran
mendasar utamanya ditujukan untuk memenuhi kepuasan pelanggan, karyawan dan
masyarakat akan mutu terkait dengan adanya perusahaan dengan produknya. Sedangkan tujuan harus
berorientasi pada :
1.
Peningkatan mutu produk dan proses yang tiada
henti.
2.
Tenaga kerja profesional yang sesuai dengan
bidangnya di samping motivasi tinggi.
3.
Jajaran manajemen memiliki komitmen, integritas
tinggi, dan fokus pada misi organisasi.
4.
Keunggulan teknis dan kekuatan keuangan.
5.
Integritas harus diaplikasikan dan diimplementasikan
dalam: rasa hormat, berlaku adil, komitmen, tanggung jawab, berani bersaing,
dan mematuhi hukum.
***
Proses transformasi organisasi
PROSES perubahan sistem
(transformasi) dan rekayasa, pendekatan sitem, proses mekanisme dari atas ke
bawah dan prosedur evaluasi prosedur dan hasil yang dilakukan oleh suatu
organisasi atau perusahaan dapat terlaksana apabila melakukan empat perubahan
sitem, antara lain sbb.
1.
Sistem managemen;
2.
Sistem sosial;
3.
Sistem perilaku manusia (behavioral system);
dan
4.
Sistem yang menyangkut teknik.
Sistem
sosial tidak akan ada tanpa sistem managemen, dan sistem perilaku manusia tidak
akan berjalan tanpa sistem sosial, sedangkan sistem yang menyangkut teknik
tidak akan berjalan tanpa sistem perilaku manusia. ***
Disarikan dari
pelbagai sumber.