Rome Wasn’t Built In 1 Day

SAAT hening menghampiri, seringkali kita pergi menyudut di sini. Tepat di sudut sini tempat kita melempar pandangan ke luar menembus kaca. Kita seringkali melakukannya jika kebetulan kehabisan kata-kata atau justru merasa benar-benar tersudut.

Sebenarnya kita memang sedang berada di sudut. Bagaimana pun menyebut “sudut” itu ide bagus daripada “pojok”. Mereka bilang kita “mojok” wkk,.. Kenapa harus sudut? Karena aku suka pada bagian-bagian tubuh yang berada persis di sudut. Bahkan semua sudut yang menjadi milikmu, seperti sudut bibir misalnya,.. xD

Semakin larut semakin hening, tapi kepalaku justru bergejolak! Hatiku berontak seperti enggan terbelenggu. Oh aku mau melakukannya sekarang, tapi jika aku gemetaran terus seperti ini. hanya membuatku tak yakin kalau semuanya akan mulus. Kutenangkan diriku sebentaran, lalu mulai beraksi lagi dengan serangan pertama! Mata! Aku suka menyerang matanya, tapi selalu saja aku yang terengkang ke belakang, fiuh! Dia kuat sekali -_,- kih, aku benci mengatakannya.

Beruntung pada akhirnya kau terkunci di sini. Demi Tuhan kau takkan ke mana-mana sekarang, ‘kan kupersembahkan kau sebuah mimpi indah padahal kau belum pergi tidur. Percayalah, ini akan spektakuler! xDD Michell Cainable proudly presents *jengjreng,..!*


Dengan memasang tampang Eeteuk, tanganku mulai bekerja mendarat di atas kepalamu, kuhadiahi kau belaian lembut untuk rambut pada setiap belahan kepalamu. Oh, aku ingat sesuatu, sebaiknya kumanjakan kau dengan sebuah cerita. Kuusahakan ceritanya lebih menarik dari hentai yang sering memengaruhi gaya berpikirmu, xD Tapi, bagaimana kalau sebelumnya kubisikkan sesuatu padamu, “apa begini yang kausebut dengan prioritas? Percayalah, ini baru permulaan, aku sering bilang, Roma tidak dibangun dalam sehari,..”